Selasa, 19 Juni 2012

Menghasilkan Uang dengan Menulis


Dulu orang akan heran apabila ada orang yang mengatakan bahwa menulis bisa menghasilkan uang tetapi sekarang tidak lagi.

Orang sudah banyak yang mengetahui dan memahami bahwa pekerjaan yang bisa menghasilkan uang bukan hanya berdagang, dokter, petani, pengusaha, dan sejenisnya melainkan juga menulis. Aktifitas menulis merupakan upaya menuangkan gagasan, perasaan, dan informasi serta pengetahuan ke dalam tulisan dan bukan sekedar menyalin atau memindahkan tulisan orang lain. Tulisan ini berisi informasi dan pengetahuan yang bermanfaat dan berharga sehingga bisa dijual dan menghasilkan uang.

Jenis Tulisan

Hampir semua jenis tulisan bisa dijual. Puisi, cerita pendek, novel, artikel, skenario film, resep masakan, resep sukses, sampai teks pidato dan iklan. Yang penting tulisan tersebut bermanfaat, berguna, dan usahakan berdampak positif. Tulisan yang kurang berdampak positif, misalnya: Tips Sukses Mencuri, Kiat Menipu dengan Sukses, Porno, dan lain-lain  tidak etis untuk dipublikasikan dan dijual meskipun mungkin banyak peminatnya. Lagi pula sulit mencari penerbit yang mau memproduksi dan mendistribusikan tulisan-tulisan semacam itu karena melanggar hukum dan norma masyarakat. Lebih baik menulis tentang Cara Efisien Menjadi Kaya atau Bisnis Keripik Singkong yang Menjanjikan dan sejenisnya saja yang lebih aman dan halal. Siapa tahu tulisan itu menjadi best seller dan penulisnya mendapatkan uang berlimpah ruah.

Kemana Menjual Tulisan?

Banyak pihak yang mau membeli tulisan kita. Yang paling umum dan terbuka lebar adalah Penerbit Surat Kabar, Majalah, Tabloid, dan Penerbit Buku. Kalau tulisan kita cenderung mempengaruhi orang lain mungkin kita bisa menjualnya kepada penerbit atau pemasang iklan, menulis pidato untuk pejabat yang tidak sempat membuat naskah pidato,
Menulis makalah atau skripsi untuk para mahasiswa yang sedang kebingngan menyelesaikan tugas akhir atau menyusun skripsi, menjadi pengonsep surat untuk perusahaan, dan sebagainya.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peluang untuk menghasilkan uang dengan menulis juga semakin besar. Anda yang tidak ingin menjual tulisan kepada penerbit bisa menjual e-book (electronic book) sendiri melalui website atau blog. Bisnis buku elektronik semacam ini sangat menjanjikan, saat ini. Selain karena jangkauan pemasarannya yang sangat luas, penulis e-book menerima royalti lebih besar bahkan sampai seratus persen (100%). Selain itu, penulis yang terlatih bisa menghasilkan banyak uang dengan menjadi pengulas (review) di berbagai blog, menjadi pemandu (guide) di media online course dan sebagainya.

Berapa Harga Tulisan?
Jumlah uang yang akan kita terima dari penjualan tulisan sangat beragam tergantung beberapa faktor, antara lain: siapa dan bagaimana tulisan kita, media yang menerbitkan tulisan kita, dan sistem pembayaran yang dipilih.
Jumlah honor tulisan yang akan kita terima dipengaruhi oleh siapa kita, maksudnya apakah kita penulis pemula atau penulis berpengalaman dan memiliki nama besar. Kadang jumlah honor dan royalti yang diterima berbeda antara penulis pemula dengan penulis senior dan memiliki nama besar. Penulis yang telah berpengalaman dan memiliki nama besar biasanya menerima honor atau royalti yang lebih besar karena berbagai alas an, antara lain: penulis besar biasanya sudah memiliki penggemar dan ada sedikit garansi bahwa tulisannya bagus. Hal ini memang tidak selamanya. Ada juga penulis muda yang mendapat bayaran besar karena tulisannya best seller. Andrea Hirata (lihat Wang Xiang Jun, 2010:88) mungkin termasuk penulis muda yang langsung tenar dengan novel Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Penulis yang sudah punya nama besar seperti Habiburrahman El Shirazy, misalnya, bisa mengantongi uang milyaran rupiah untuk Ayat-Ayat Cinta saja. Sementara untuk buku-bukunya yang lain bisa mencapai seratus juta rupiah (Jun:2010). Hebat, kan?
Jumlah hornor yang akan kita terima juga dipengaruhi oleh media mana yang menerbitkan tulisan kita. Media massa yang sudah terkenal dan memiliki oplah besar biasanya sanggup memayar lebih mahal. Menurut Jun (2010:23) media massa nasional kelas satu seperti Kompas dan Jawa Post sanggup memberikan honor sekitar Rp700.000 sampai Rp1.000.000 hanya untuk sebuah naskah pendek. Media di daerah seperti Kedaulatan Rakyat membayar  Rp150.000 sampai Rp200.000 untuk tulisan pendek seperti artikel, opini, dan cerpen. Media massa daerah di luar Jawa memang ada yang membayar honor lebih rendah, tetapi biasanya tidak kurang dari Rp40.000 untuk tulisan pendek.
Selain itu, jumlah honor yang kita terima juga dipengaruhi oleh sistem pembayaran yang kita sepakati. Ada penerbit yang membeli buku kita secara tunai, misalnya Rp20.000.000. Kalau buku laris manis bahkan mungkin best seller itu berarti keuntungan penerbit, kalau buku tidak laku itu juga kerugian penerbit. Penulis ternama biasanya memilih sistem ini, tetapi tentu saja tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Yang paling umum dilakukan adalah sistem royalti yang jumlahnya sebesar 10% dari harga jual di pasaran dan royalti kita dipotong 15% untuk PPh. Pemberian royalti juga dilakukan secara berkala, misalnya tiap enam bulan atau tiap buku terjual habis. Umpamakan saja buku kita setebal 200 halaman dengan harga jual Rp45.000, maka royalti yang akan kita terima  adalah sebesar 10% dari Rp45.000. Jika buku kita terjual sebanyak 150 eksemplar, berarti royalti untuk kita sebesar 10%xRp45.000x150=Rp675.000, dikurangi PPh 15% sehingga tinggal Rp573.750. Wah, kecil sekali ya? Iya, tapi kalau buku kita bisa terjual sampai ribuan eksemplar, misalnya 5000 eksemplar, hitung saja pendapatan kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar