Dulu orang akan heran apabila ada orang yang mengatakan bahwa menulis bisa menghasilkan uang tetapi sekarang tidak lagi.
Orang sudah banyak yang mengetahui dan memahami
bahwa pekerjaan yang bisa menghasilkan uang bukan hanya berdagang, dokter,
petani, pengusaha, dan sejenisnya melainkan juga menulis. Aktifitas menulis
merupakan upaya menuangkan gagasan, perasaan, dan informasi serta pengetahuan
ke dalam tulisan dan bukan sekedar menyalin atau memindahkan tulisan orang
lain. Tulisan ini berisi informasi dan pengetahuan yang bermanfaat dan berharga
sehingga bisa dijual dan menghasilkan uang.
Jenis
Tulisan
Hampir semua jenis tulisan bisa dijual. Puisi,
cerita pendek, novel, artikel, skenario film, resep masakan, resep sukses,
sampai teks pidato dan iklan. Yang penting tulisan tersebut bermanfaat,
berguna, dan usahakan berdampak positif. Tulisan yang kurang berdampak positif,
misalnya: Tips Sukses Mencuri, Kiat Menipu dengan Sukses, Porno, dan
lain-lain tidak etis untuk dipublikasikan dan dijual meskipun mungkin
banyak peminatnya. Lagi pula sulit mencari penerbit yang mau memproduksi dan
mendistribusikan tulisan-tulisan semacam itu karena melanggar hukum dan norma
masyarakat. Lebih baik menulis tentang Cara Efisien Menjadi Kaya atau Bisnis
Keripik Singkong yang Menjanjikan dan sejenisnya saja yang lebih aman dan
halal. Siapa tahu tulisan itu menjadi best seller dan penulisnya mendapatkan
uang berlimpah ruah.
Kemana
Menjual Tulisan?
Banyak pihak yang mau membeli tulisan kita. Yang
paling umum dan terbuka lebar adalah Penerbit Surat Kabar, Majalah, Tabloid,
dan Penerbit Buku. Kalau tulisan kita cenderung mempengaruhi orang lain mungkin
kita bisa menjualnya kepada penerbit atau pemasang iklan, menulis pidato untuk
pejabat yang tidak sempat membuat naskah pidato,
Menulis makalah atau skripsi untuk para mahasiswa
yang sedang kebingngan menyelesaikan tugas akhir atau menyusun skripsi, menjadi
pengonsep surat
untuk perusahaan, dan sebagainya.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, peluang untuk menghasilkan uang dengan menulis juga semakin besar.
Anda yang tidak ingin menjual tulisan kepada penerbit bisa menjual e-book
(electronic book) sendiri melalui website atau blog. Bisnis buku elektronik
semacam ini sangat menjanjikan, saat ini. Selain karena jangkauan pemasarannya
yang sangat luas, penulis e-book menerima royalti lebih besar bahkan sampai
seratus persen (100%). Selain itu, penulis yang terlatih bisa menghasilkan
banyak uang dengan menjadi pengulas (review) di berbagai blog, menjadi pemandu
(guide) di media online course dan sebagainya.
Berapa
Harga Tulisan?
Jumlah uang yang akan kita terima dari penjualan
tulisan sangat beragam tergantung beberapa faktor, antara lain: siapa dan
bagaimana tulisan kita, media yang menerbitkan tulisan kita, dan sistem
pembayaran yang dipilih.
Jumlah honor tulisan yang akan kita terima
dipengaruhi oleh siapa kita, maksudnya apakah kita penulis pemula atau penulis
berpengalaman dan memiliki nama besar. Kadang jumlah honor dan royalti yang
diterima berbeda antara penulis pemula dengan penulis senior dan memiliki nama
besar. Penulis yang telah berpengalaman dan memiliki nama besar biasanya
menerima honor atau royalti yang lebih besar karena berbagai alas an, antara
lain: penulis besar biasanya sudah memiliki penggemar dan ada sedikit garansi
bahwa tulisannya bagus. Hal ini memang tidak selamanya. Ada juga penulis muda yang mendapat bayaran
besar karena tulisannya best seller. Andrea Hirata (lihat Wang Xiang Jun,
2010:88) mungkin termasuk penulis muda yang langsung tenar dengan novel Laskar
Pelangi dan Sang Pemimpi. Penulis yang sudah punya nama besar seperti
Habiburrahman El Shirazy, misalnya, bisa mengantongi uang milyaran rupiah untuk
Ayat-Ayat Cinta saja. Sementara untuk buku-bukunya yang lain bisa
mencapai seratus juta rupiah (Jun:2010). Hebat, kan?
Jumlah hornor yang akan kita terima juga
dipengaruhi oleh media mana yang menerbitkan tulisan kita. Media massa yang sudah terkenal
dan memiliki oplah besar biasanya sanggup memayar lebih mahal. Menurut Jun
(2010:23) media massa nasional kelas satu seperti Kompas dan Jawa Post sanggup
memberikan honor sekitar Rp700.000 sampai Rp1.000.000 hanya untuk sebuah naskah
pendek. Media di daerah seperti Kedaulatan Rakyat membayar Rp150.000
sampai Rp200.000 untuk tulisan pendek seperti artikel, opini, dan cerpen. Media
massa daerah di
luar Jawa memang ada yang membayar honor lebih rendah, tetapi biasanya tidak
kurang dari Rp40.000 untuk tulisan pendek.
Selain itu, jumlah honor yang kita terima juga
dipengaruhi oleh sistem pembayaran yang kita sepakati. Ada penerbit yang membeli buku kita secara
tunai, misalnya Rp20.000.000. Kalau buku laris manis bahkan mungkin best seller
itu berarti keuntungan penerbit, kalau buku tidak laku itu juga kerugian
penerbit. Penulis ternama biasanya memilih sistem ini, tetapi tentu saja
tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Yang paling umum dilakukan adalah
sistem royalti yang jumlahnya sebesar 10% dari harga jual di pasaran dan
royalti kita dipotong 15% untuk PPh. Pemberian royalti juga dilakukan secara berkala,
misalnya tiap enam bulan atau tiap buku terjual habis. Umpamakan saja buku kita
setebal 200 halaman dengan harga jual Rp45.000, maka royalti yang akan kita
terima adalah sebesar 10% dari Rp45.000. Jika buku kita terjual sebanyak
150 eksemplar, berarti royalti untuk kita sebesar 10%xRp45.000x150=Rp675.000,
dikurangi PPh 15% sehingga tinggal Rp573.750. Wah, kecil sekali ya? Iya, tapi
kalau buku kita bisa terjual sampai ribuan eksemplar, misalnya 5000 eksemplar,
hitung saja pendapatan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar