Selasa, 09 September 2014

Orang Indonesia


Di Negeri bernama Indonesia ini, saya masih sering menemui generasi muda yang sifat kesukuannya masih terlalu tinggi (sangat jauh melebihi sikap nasionalisme kebangsaan) sehingga kurang toleran bahkan meremehkan suku lainnya. Jika itu siswa saya, maka saya akan berusaha  bertanya, “maaf, kita tinggal di negara mana?” 
Mereka jawab, “Indonesia.”
 Lalu, “Siapa proklamator Indonesia?”
 Jawab mereka, “Sukarno-Hatta”.
 “Ya, Sukarno nama Jawa, dan Hatta asal Padang (Sumatera), tetapi mereka atas nama Indonesia.”  Selanjutnya,”Siapa presiden yang pernah memimpin Inddonesia?” Mereka menjawab,” Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, Soesilo Bambang Yudoyono, dan … mungkin Joko Widodo.” 
Saya pun memuji siswa-siswa tersebut sambil bertepuk tangan dan (setelah tepuk tangan mereda) saya lanjutkan berkata, “betul, betul, betul. Kalian pintar. Tapi coba kita pahami bahwa orang-orang hebat itu bukan pemimpin suku kita, bukan presiden suku kita, tetapi pemimpin bangsa ….” 
“Indonesiaaa.” Jawab para siswa serempak.
 “Pinter.” Kemudian, saya memuji mereka (para siswa itu) dengan bangga, “Kalian hebat. Terima kasih sudah bersedia mendengar dan berbicara. Hebat, kita sudah bersedia saling mendengar dan berbicara dengan menggunakan bahasa …” 
Sekali lagi, alkhamdulilah (semoga) mereka mampu menjawab, “Indonesia.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar