Senin, 22 Juni 2015
Sifat Sombong Itu Sahabat Setan
Sebelum membahas lebih lanjut, rasanya perlu dibedakan antara sombong dengan percaya diri. Istilah sombong kali ini kita gunakan untuk menyebut sifat percaya diri yang berlebihan, yang melampaui batas, yang sering kali justru menimbulkan akibat yang kurang baik. Kita, manusia, tidak pantas sombong karena kita hanya Hamba Allah, tapi kita boleh, bahkan perlu percaya diri untuk melakukan hal-hal yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri dan umat.
Sombong identik dengan tinggi hati. Sifat ini biasanya muncul ketika kita merasa memiliki sesuatu dan kita melupakan siapa yang memberi. Punya wajah cantik, sombong, padahal wajah cantik itu Allah yang beri. (Kadang-kadang orang itu tidak cantik tapi merasa paling cantik sehingga timbul sikap sombong. Saking sombongnya, nggak mau bergaul dengan sembarang orang. Kalau diajak berteman oleh orang kampung, dia bilang, “sorry lah yau. Nggak level, katanya. Siapa yang nggak level? Penyataan itu muncul karena sikap sombongnya saja.) Punya harta banyak, sombong, seolah-olah semuanya karena kekuatannya sendiri padahal kekuatannya itu juga Allah yang beri. Terdengar panggilan azan, “Hayya alasholaah” (Ayo solat) malah dijawabnya, “lajulah, lajulah. Aku orang kaya gak perlu solat.
Sikap sombong ini sebaiknya dihindari, terutama dalam hal ibadah karena hanya menimbulkan kerugian dan tidak berkah. Allah boleh sombong tetapi manusia tidak. Allah memiliki segalanya sedangkan manusia –apa pun keadaannya, tetap hamba-Nya.
Banyak contoh sikap sombong yang membawa kecelakaan dan kehancuran. Fira’aun adalah raja yang sombong, yang tidak mau menerima wahyu Allah yang dibawa Nabi Musa AS akhirnya hancur, tenggelam di Laut Merah bersama tentaranya. Raja Abrahah dengan tentara bergajah sombong dan hendak menghancurkan Ka’bah, akhirnya toh kalah, hancur seperti kena wabah. Qorun yang kaya raya akhirnya terkubur bersama hartanya karena kesombongannya.
Yang paling celaka adalah setan yang dikutuk oleh Allah dan mendapat tempat di neraka selama-lamanya karena kesombongannya.
Sahabat sekalian tentu ingat sejarah setan yang dirajam oleh Allah SWT. Ya, ketika Adam (manusia pertama) diciptakan, Allah sudah menciptakan setan dan para malaikat. Allah meminta semua hamba-Nya sujud kepada Adam, dan semuanya sujud kecuali setan. Kemudian (ini bahasa terjemahan bebas ya, Sahabat) Allah bertanya, “Hai, Setan sujudlah kepada Adam.”
“Tidak, ya, Allah.”
“ Mengapa kamu tidak mau sujud kepada Adam?”
Setan pun menjawab, “Sebab aku lebih baik dari dia, lebih mulia dari Adam, ya, Allah.”
“Mengapa begitu?”
“Aku diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah hitam. Aku lebih baik dari dia, maka tak pantas aku sujud kepadanya.”
“Dengar perintahku, wahai Setan. Sujudlah kamu kepada Adam.”
“Tidak ya, Alah.”
“Sujudlah. Ini perintah.”
“Tidak, ya, Allah.”
“Karena kamu tetap membangkang perintahku, maka, aku kutuk kamu, enyahlah kamu dari surga, dan tempatmu nanti di dalam neraka selama-lamanya.”
Setan tentu kecewa tapi tak punya daya upaya untuk melawan Allah Sang Pencipta, Yang Maha Segala Maha.
Lalu Setan berkata, “Ya, Allah, karena Engkau sudah menetapkan tempatku di dalam neraka, maka aku mohon panjangkanlah umurku, jangan matikan aku sebelum dunia ini kiamat.”
“Aku kabulkan.”
“Ya, Allah, aku bersumpah akan menggoda Adam dan keturunannya dengan segala cara agar mereka nanti bersama aku di dalam neraka.”
Sejak itulah Setan menjadi musuh nyata bagi Bani Adam.
Pertama, Setan berhasil menggoda Adam dan Hawa. Adam dan Hawa memakan buah larangan (khuldi) hingga terusir dari surga dan mulai mengalami penderitaan di dunia fana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar