Kamis, 19 Maret 2015

Dunia Butuh Pemberani

Perlukah menjadi seorang pemberani? Perlu. Hidup ini milik orang-orang pemberani, kata seorang tokoh. Pekerjaan yang mudah maupun yang sulit memerlukan orang-orang pemberani untuk menyelesaikannya. Americo Vespuci, Maghelhaens, Abel Tasman, dan Marcopolo adalah sedikit contoh dari orang-orang pemberani. Mereka berani menempuh perjalanan jauh melintasi laut lepas yang masih asing dan menghadapi segala risiko yang menghadang demi menemukan dunia baru yang dicita-citakan. Muhammad Yamin, Sutan Takdir Alisyahbana adalah pemberani yang berjuang dengan menulis. Soekarna, Muhammad Hatta, dan Bung Tomo demikian juga. Di sekitar kita, dan dalam keseharian kita, banyak hal yang menuntut keberanian, misalnya: memulai usaha, bisnis, bahkan melamar pekerjaan pun membutuhkan keberanian. Belajar mengendarai motor dan mobil, bahkan meminjam pensil milik teman pun perlu keberanian. Sukses biasanya milik para pemberani. Tentu saja tidak asal pemberani melainkan sikap pemberani yang didasari pengetahuan, skill, dan perhitungan yang cukup. Perlu juga diingat bahwa kita berani karena benar. Berani yang konstruktif bukan destruktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar